Distance doesn't matter if you really love the person, what matters most is your honesty and trust for that relationship to work out.

Thursday, September 16, 2010

sebuah tulisan tentang cinta

Tawa Bisa Bikin Jatuh Cinta

Cara Anda tertawa, bisa membuat orang lain suka dan timbul rasa cinta. Oleh sebab itu, pandai-pandailah mengatur tawa.
Begitu kata dan saran pakar relationship. Katanya, bila Anda sedang berusaha menarik perhatian lawan jenis, cobalah tertawa. Sebab, tertawa ternyata memainkan peranan penting dalam suatu hubungan.

Jo-Anne Bachorowski, asisten profesor psikologi, Maria Smoski, dan Michael J. Owren, profesor dari Universitas Cornell, menemukan bahwa manusia memiliki suara tawa yang bervariasi.

Tak hanya itu, studi yang dilakukan terhadap 120 mahasiswa Universitas Vanderbilt, diketahui, ternyata suara tawa bisa menarik perhatian orang. Bila kita bisa mengolahnya, tawa dapat menimbulkan rasa cinta.
"Tentunya, suara tawa tergantung pada jenis kelamin. Tapi daya tariknya sangat ditentukan situasi dan kondisi orang itu dan lingkungan sekitar --termasuk siapa yang diajak tertawa," jelas Bachorowski.

"Kami melihat, tertawa sangat efektif --seperti halnya tatapan mata. Dan nyatanya, tanpa disadari, banyak orang yang menggunakan trik tertawa untuk menunjukkan kondisi emosional dan cara merespons sesuatu," imbuhnya.

Bikin orang jadi naksir
Sebenarnya, tawa lebih dari sekedar bumbu pembicaraan. Kita bisa memanfaatkan tawa untuk mengontrol keadaan emosi seseorang --dan diri sendiri, tentunya. Dan nyatanya, banyak orang tertarik pada si murah senyum.

"Bila orang sudah tertarik akan kemurahan senyum Anda, maka Anda bisa membuatnya lebih tertarik --atau dibikin biasa-biasa saja, dengan mengatur nada dan intonasi tawa."

Konon, bila Anda wanita, maka cara terbaik untuk mengoyak pertahanan pria adalah dengan tertawa pada nada agak tinggi disertai gerakan tangan di sekitar dada.

Sebaliknya untuk pria. Konon, wanita lebih tertarik pada pria yang pandai menekan suara tawanya hingga terdengar lebih rendah. Dengan terdengar lebih 'beradab', pria bisa meredam pikiran negatif wanita terhadapnya.




Say It with Flowers...

Say it with flowers, itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk mengungkapkan sesuatu pada seseorang. Bungalah yang selalu mewakili perasaan kita terhadap seseorang yang kita kasihi.

Dari generasi kegenerasi, wanita yang selalu dicintai selalu menerima hadiah bunga. Bunga sebagai bagian dari flora merupakan simbol kehidupan dan keindahan, sehingga ketika menerima, wanita tidak hanya merasa bergetar dan tersanjung, merekapun merasa cantik dan sangat istimewa. Memberikan bunga pada orang yang dikasihi akan meningkatkan rasa sayang pada Anda, dan membuatnya masih sangat berarti dalam hidup Anda.

Umumnya, bunga diberikan dalam suasana istimewa dan untuk meminta maaf, tetapi waktu terbaik untuk memberikan bunga adalah ketika tidak ada alasan apapun. Jika Anda membeli bunga hanya karena Anda menginginkannya mengetahui bahwa Anda mencintai dan memikirnya terus menerus, ia akan merasa lebih terkesan, dan menghormati lebih dari sebelumnya. Inti memberikan "surprise" (dalam suasana yang tidak istimewa) akan menambah suasana baru dalam hubungan Anda.

Berikut beberapa bunga yang dengan arti:

Bunga anyelir Penuh pesona

Bunga krisan Persahabatan

Bunga aster Cinta yang setia

Bunga kaca piring Cinta terpendam

Bunga bungur Keindahan

Bunga anggrek Cinta dan keindahan

Bunga mawar "Saya tak bisa hidup tanpamu"

Bunga mawar (sedikit duri) Cinta pandangan pertama

Bunga tulip Cinta yang sempurna

Bunga violet Kebajikan

Ada beberapa cara menyampaikan bunga pada pasangan Anda. Ingat, apapun yang Anda lakukan, tujuan Anda adalah membuatnya terkesan. Cara terbaik adalah menunjukkan pada dunia bahwa ia adalah pendamping hidup Anda.




Berubah Demi Pacar: Kudu !?

Banyak orang yang rela berubah demi kekasihnya. Entah karena diminta, atau keinginan sendiri. Bagaimana dengan Anda?
Berubah menjadi pribadi yang lebih baik, jelas tak masalah. Malah, Cindy Haynes dalam The Book of Change, justru menyarankannya. Apalagi kalau didasari kesadaran pribadi.
"Berubah atau (tepatnya) kompromi demi kekasih, akan berdampak baik bagi hubungan. Apalagi bila perubahan itu positif dan memberi inspirasi bagi berdua. Tak ada salahnya, koq!" kata Haynes.
Lalu, perubahan seperti apa yang bisa dibilang positif dan memberi inspirasi?
Penampilan, seperti bila Anda dituntut tampil anggun dan seksi, padahal Anda adalah pribadi yang casual. Jangan frustasi, tapi coba temukan sisi baru yang tak pernah Anda rasakan. Kompromikan, sebatas mana Anda bisa merubahnya. Paling tidak, Anda nggak perlu berubah total.
Berat badan. Wajar jika dia konsen pada berat badan. Pasalnya, selain nggak enak dipandang, terlalu kurus atau terlalu 'ndut' itu tanda orang kurang sehat. Jangan tersinggung, tapi pikirkan sisi positifnya, kecuali Anda merasa nyaman dengan bobot tubuh sekarang.
Merubah sifat. Ini yang paling susah, karena sifat itu udah bawaan. Tapi bila dia membawa Anda ke arah yang lebih baik, kenapa tidak? Apalagi jika (kata teman), Anda punya sederet sifat "jelek", seperti pemarah, pendendam, atau pemalas. Oke, kan kalau bisa diubah?
Lebih smart. Maksudnya tentu bukan karena Anda bodoh, tapi dia akan merasa lebih bangga jika Anda bisa 'lebih' pintar. Ini bisa menambah semangat Anda untuk tampil sebagai pribadi yang lebih berkualitas. Sama sekali bukan perubahan yang buruk bukan?
Intinya, sejauh perubahan yang dituntutnya berdampak baik, kita perlu pertimbangkan. Toh, bukan cuma untuk kebaikan hubungan asmara, tapi untuk kita juga! Ehm, kalo cinta semakin lekat, asyik kan...?




Romantis Berarti Mesra ?

Konon, cewek lebih menyukai hal-hal romantis ketimbang pria. Tapi sebenarnya, apa arti romantisme bagi Anda?
Ada banyak definisi romantis atau romantisme. Yang jelas, kata Robert Billingham, professor dari Indiana University, AS, romantisme itu bukan sekedar belaian lembut, kata-kata manis, kerlingan mata, dan sekota cokelat atau segudang pujian.
"Bagi wanita, romantis adalah refleksi kepercayaan terhadap pasangannya," kata Billingham. "Seorang wanita akan menyadari, keintiman seksual melibatkan kerelaan untuk ‘menyerahkan diri’. Itu dilakukan karena dia percaya pada pasangannya."
Romantisme wanita biasanya mengandung emosional. Seorang pelacur akan berkata, hubungan seks yang dilakukan bersama pacarnya, berbeda dengan yang dilakukan bersama pelanggannya. "Ketika ‘bekerja’, pelacur tak mempunyai keterikatan emosional."
Sementara bagi pria, bersikap romantis lebih mengarah pada rasa kasih, sayang, provider dan protektor. "Ketika bersikap romantis, pria sebenarnya ingin mengatakan aku sayang kamu dan tak bermaksud jahat, maka percayalah padaku," ujar Billingham.
Tapi sayang, sedikit sekali pria yang melibatkan emosi dan kepercayaan dalam romantisme. Hal itu menyebabkan rasa kasih, sayang dan proteksi yang ingin disampaikan, kadang tak sampai tujuan. Menurut Billingham, pria lebih mengutamakan gairah dan seks dalam romantisme.
Kenapa begitu? Seorang neurolog, Dr. James Olds menjelaskan, hal itu disebabkan oleh perbedaan struktur biologis dan seks antara pria dan wanita. "Itulah kenapa pria dan wanita memandang romantisme dari kacamata yang berbeda," ujar Olds, dari George Mason University, Virginia, AS.
Jelasnya, "Pria memiliki persediaan sperma yang mungkin tak terbatas dan secara biologis, mereka telah terprogram untuk ‘menyebarkan benih-benih itu’. Dengan begitu, mereka hanya akan menganggap romantis bila seseorang mau menjadi tempat penyebaran benihnya."



Berkorban Demi Cinta ?

Atas nama cinta, banyak orang yang "bela-belain" berkorban apa saja. Tujuannya satu, agar pasangan bahagia. Tapi, haruskah sampai begitu?
Konon, cewek mengklaim dirinya sebagai pihak yang paling banyak berkorban untuk pria. Sementara, banyak pula arjuna yang merasa telah "berkorban" dan telaten merawat cintanya.
Terlepas dari pihak mana yang paling banyak berkorban, psikoterapis Dr. Laura Schlessinger, di Los Angeles, AS, menilai "berkorban" adalah hal terbodoh yang dilakukan orang.
Tentu, Schlessinger tak bermaksud mengajak kita untuk menjadi orang egois, dan tak pedulian. Buktinya, dia menyarankan kita untuk tetap bersabar dan menjunjung tinggi toleransi.
Seimbang. Konon pula, wanita memiliki kadar toleransi dan kesabaran yang lebih tinggi dibanding pria. Mungkin itulah sebabnya, wanita menjadi pihak yang lebih banyak berkorban atau mengalah.
Nyatanya, "Banyak wanita yang merasa harus berkorban. Bahkan, tak sedikit wanita merasa bahagia atas pengorbanannya. Padahal, kondisi itu, jauh dari sebuah hubungan sehat."
Padahal, kebahagiaan sejati itu hanya bisa diperoleh jika ada keseimbangan. "Jadi, bukan hanya wanita saja atau pria saja yang harus berkorban. Tapi harus dua-duanya."
`Dalam porsi tertentu, berkorban atau mengalah akan sangat membantu sebuah hubungan. Tapi bila dibiarkan terus-terusan, kondisi itu bisa terbalik menjadi bom waktu, yang siap meledak kapan saja.
Jadi, jangan pernah takut untuk menegosiasikan setiap kondisi atau masalah yang dihadapi. Hal itu bisa menjadi pelajaran toleransi bagi pasangan, dan pelajaran otorisasi bagi Anda.

No comments:

Post a Comment